Kamis, 05 April 2012

Dia

Maaf,jika memang cerita ini tidak terlalu menggugah anda. tetapi ini aku buat hanya untuk berbagi saja. ikuti kisahku ini . .

Kisah tentang seorang teman, sahabat dan kekasih.

Dia selalu ada di setiap ku membutuhkannya.

Saat aku mengikuti suatu kejuaraan antar sekolah. Karena aku terpilih mewakili sekolahku dalam olahraga basket. Aku dan timku berusaha sangat keras dalam kejuaraan ini. Saat itu, seusai pertandingan berakhir. Aku sengaja tak segera pulang ke rumah. Aku menunggu sampai sekolah sepi. Setelah sekolah sepi, aku menangis sejadi-jadinya. Tapi itu bukan karena tinku kalah.

Timku menang dalam pertandingan ini. Tetapi yang sedang kutangisi ini tentang sahabat sejak aku kecil, Marni. Aku masih tak menyangka, bahwa sahabat yang selama ini selalu aku bangga-banggakan. Ternyata menusukku dari belakang. Ku tak tahu apa penyebab dia melakukan ini semua. Benar-benar tak kusangka. Marni telah membuat seluruh hatiku hancur, berkeping-keping. Sesuatu yang tak kukira bisa terjadi kepadaku.Sahabat yang selama ini selalu mendengarkan curhatku. Tiba-tiba membocorkan semua yang aku ingin rahasiakan. Dan sekarang, dia sedang bersenang-senang, sementara aku disini menangis. Aku benar-benar tak menyangka. Sampai hati dia merencanakan semua ini.

Dia benar-benar aktris yang sangat baik. Di depanku seakan semua baik-baik saja. Tetapi di belakangku dia mencemoohku. Memfitnahku yang benar-benar bukan diriku. Dengan mudahnya semua kebohongan itu dia ucapkan. Seakan-akan semua itu benar-benar terjadi. Ah, entah kenpa kalau membicarakan dia, aku jadi marah. Ya, aku marah. Kenapa ia bisa berbuat seperti itu, padahal aku adalah sahabatnya. Sahabat yang selalu mendengarkan semua ceritanya. Kenapa hidupku tidak beruntung seperrti ini.

”Akhhhhhhhhhhhh” aku teriak sekeras-kerasnya di lapangan basket ini. Mumpung tidak ada satu orang pun di lapangan ini. “Ternyata kamu bisa berteriak dengan keras juga ya?” kata seseorang. Aku menoleh ke sumber suara itu, dan aku terkejut. Dia Rein, kapten basket dari sekolahku. Akh benar-benar memalukan, kenpa harus bertemu orang sombong seperti ini. Untung saja airmataku sudah kering, kalau belum. Tak terpikirkan harus bagaimana. “Kenapa kamu bisa ada disini?” tanyaku. “Terus kenapa kamu ada disini juga? Sekolah sudah sepi. Kamu gak pulang” tanyanya . “Aish, aku pulang sekarang” kataku kesal “apa-apaan laki-laki ini, menyebalkan sekali.” Batinku. Kudengar ia terkekeh sebentar, aku mendengus kesal.

Aku masih memikirkan kejadian tadi siang, betapa buruknya hari ini bagiku. Sahabatku mengkhianatiku, dan bertemu dengan makhluk menyebalkan itu, Cih, benar-benar menyebalkan. Entah kenapa batinku kesal melulu daritadi. Aku gak bisa berpikir jernih, yang ada dipikiranku saat ini hanya kekesalan dan kekesalan.

Ah, akhirnya masa-masa SMP berakhir juga. Kini aku merasa bebas, aku ingin berteriak sekeras-kerasnya saat ini. Tapi ini bukan karena aku masuk ke sekolah pilihanku, tapi karena aku takkan bertemu dengan Marni. Ya, Marni sahabatku. Oh salah, mantan sahabatku. Aku senang akhirnya aku tidak satu sekolah dengannya lagi. Bahagianya diriku. Aku tersenyum-senyum sendiri memandang papan pengumuman kelulusan.

“Seneng banget kayaknya, sampe senyum-senyum sendiri” kata seseorang disampingku. Ku menoleh ke samping, dan oh my god. “Hai, kamu masuk ke SMA mana?” Tanya Rein, kapten basket menyebalkan itu. Akh kenapa dia ada disaat-saat seprti ini. “Di SMAN 5” jawabku jutek. “SMAN 5 ya, kita satu sekolah dong.” Katanya membuatku kaget. “kamu di SMAN 5 juga?” tanyaku tak percaya. “Yup, aku dengar disana klub basketnya bagus. Jadi aku daftar disana, kamu juga berpikir seperti itu kan?” “Em, i-iya.” Jawabku asal. “ok deh, aku duluan ya. See you” Katanya. “iya.” Jawabku lemah.

Ah, aku bodoh, benar-benar bodoh. Kenapa bisa satu sekolah dengan dia. Sebenarnya aku asal aja memilih sekolah itu, aku memilih sekolah itu karena aku tidak mau satu sekolah dengan Marni. Tapi, yang tak bisa ke prediksi adalah, aku satu sekolah dengan laki-laki menyabalkan itu. Akh, mengapa hidupku berat seperti ini. Ah, masa bodoh, aku tak perduli. Yang penting kini aku sudah tak bertemu dengan Marni lagi. Mas bodoh dengan Rein.

Sudah 1 setengah tahun berlalu setelah kejadian itu. Ya, kini aku sudah kelas II SMA. Aku sekarang sudah melupakan kejadian itu. Eh tidak aku tak pernah melupakan kejadian itu, kejadian itu selalu kuingat. Tak pernah kulupa. Marni, kenangan terburuk dalam masa remajaku, tak pernah kulupa. Kini aku sudah SMA, entah kenapa aku tak menginginkan untuk mempunyai pacar satu kalipun. Padahal tidak sedikit laki-laki yang mendekatiku, tapi aku tak pernah meladeni mereka. Padahal temen-teman dekatku selalu mendorongku agar aku punya pacar.

Oh, iya. Kalian belum tau temen-teman dekatku kan. Sini aku perkenalakan teman-temanku. Yang paling dekat denganku adalah Nindy, dia adalah cewek dengan kepribadian unik menurutku. Apa yang ia rasakan akan selalu tergambar melalui mimic wajahnya,aku sangat menyukai temanku yang satu ini. Dia lumayan terkenal di sekolahku, mungkin karena sifatnya itu loh. Haha. Oh iya dia sudah punya pacar loh. Namanya Dino, orangnya tinggi besar. Mereka baru pacaran setengah tahun ini.

Yang kedua, namanya Mei. Muka dia itu Chinese banget, itu karena nyokap dan bokapnya itu orang china asli. Dia merupakan orang yang unik juga loh. Sifatnya yang manja, kadang-kadang membuat lucu, tapi kadang-kadang bisa membuat sebal juga. Tapi di balik sifat manjanya dia, dia itu care banget. Ake seneng banget sama perhatiannya dia.

Yang ketiga dan keempat. Yaitu sikembar siam, eh salah. Si kembar ini walaupun mukanya mirip, tapi kepribadiaanya beda banget. Si fany itu feminism deh, tapi si kembarannya itu tomboy abis. Kadang-kadang liat tingkah mereka berdua bikin aku dan yang lainnya itu ketawa gak berhenti-henti.

Yah. Itulah teman-temanku. Fenny dan Mei merupakan teman basket ku. Kami satu klub, yaitu klub basket. Aku sebagai kapten tim basket tentunya. Haha. Udah ah nyombongin dirinya, nanti aku tambah ge-er lagi.

Cerita terus berlanjut, sudah satu setengah tahun ini aku duduk di bangku SMA. Tak ada yang berkesan dari hidupku selama ini, semua datar-datar aja. Yah, kecuali saat bersama mereka. Itu aku gak mungkin lupa. Eits,jangan dikira aku sudah bebas bersahabat. Memang kami bersahabat, tapi aku selalu memasang tembok pemisah di antara mereka. Aku masih trauma akan kejadian sebelumnya. Seperti ada seseorang yang berkata, “jangan bercerita semuanya kepada mereka, apakah kamu tak ingat kejadian sebelumnya”. Kata-kata itu selalu terngiang di telingaku. Membuatku tidak bebas berbicara terus-terang kepada mereka, bukan karena aku tidak percaya kepada mereka. Tapi karena aku takut, ya ketakutan. Itu yang aku alami selama ini. Takut akan segala hal.

Hari belalu dengan cepat, tak terasa pertandingan akan segera dimulai. Kami semua berlatih keras untuk pertandingan minggu depan. Aku yang mempunyai tanggung jawab sebagai kapten terus memotivasi yang lain agar terus bersemangat. Hari ini aku harus berlatih keras, pikirku. Ah, tak terasa sudah jam 5 sore, aku harus menyudahi latihan ini. Aku Mei dan fenny beristirahat sebentar sebelum kami akan pulang. “Aku deg-degan nih, pertandingan kan seminggu lagi. Aku gak yakin bisa” kata Mei gundah. “Aish. Latihan yang benar agar kamu gak bimbang seperti ini, aish” kata Fenny. “Oh iya yang lain pada kemana?” tanyaku. “Si Nindy pacaran sama si Dino. Terus si fanny pulang ke rumah.” Jawab Fenny. ‘Oh” jawabku asal. “Eh, kapten basket kita keren banget ya.” Seru mei “Orang seperti itu dibilang keren, apanya coba yang keren.” Kata fanny. Aku mengangguk tanda setuju. “ Ayo kita pulang, udah sore nih.” Kataku sambil bersiap-siap pulang.

Selasa, 03 April 2012

Desta





Salah satu kesayangan gue nih.
haha...


Minggu, 01 April 2012

Foto Editan

Berikut adalah foto-foto hasil editan gue.
Biarpun gak bagus-bagus banget.
Tapi, gak apa-apalah.
Yang penting bikin sendiri.
Haha. :D


Foto 1
Foto Ke-2
Foto Ke-3
Foto Ke-4

Chairil Anwar "Aku"

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu
Entah kenapa malah pengen post puisi dari Chairil Anwar.
hehe. :)
Mungkin karena puisi-puisinya berbeda dari yang lain kali yah.

Oke, check this out.


AKU
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi